Genki Desuka? Pria Jepang itu Selalu Menyapa dari Kejauhan

Bukan! Bukan maksudnya aku berada di sini. Ini hanyalah kiriman baru dari seorang sahabat kami di Jepang, Tani San dan Ikumi San. 

Sahabat yang selalu mengabarkan perkembangan perubahan musim di negaranya dan juga kegiatan terbaru yang unik baginya, seperti prestasi anaknya, Tatsuro San yang memenangkan kejuaran balap mobil nasional Gymkhana, sampai kegiatan Ikumi San saat merangkai bunga (ikebana). Biasanya ketika salju mulai turun atau sakura sedang bermekaran, Tani San selalu bergegas mengirimkan video dan foto kepada kami melalui whatsapp.

"Kombanwa Dita San. Genki kah? Td siang sy ke Hanami sm Ikumi san," tulisnya bercampur bahasa Indonesia dan Jepang. (Selamat malam Dita, siang tadi saya piknik sama Ikumi).

Dari Ohayo (selamat pagi), Konnichiwa (selamat siang), sampai Kombanwa (selamat malam), demikian Tani San selalu membuka percakapannya yang kemudian disusul dengan kata genki desuka untuk menanyakan kabar kami di Indonesia. 

Tak ada swafoto, karena bukan menjadi kebiasanya mengirimkan foto senarsis kami di Indonesia. Bagi Tani San dan Ikumi San, mengirimkan foto dan video pemandangan serta menanyakan kabar adalah cara untuk memupuk tali persahabatan. 

Sudah dua hari ini Tani San mengirimkan pesan. Sahabat kami dari Jepang terus menanyakan kabar kami dan selalu ingin berkunjung ke Indonesia. Apalagi setelah tahu bahwa kami sudah tinggal di desa dan dekat dengan pantai, serta bisa melihat matahari bersinar dan tenggelam setiap hari. Tani San ingin membawa istri tercintanya, Ikumi San ke Blitar untuk menemui kami. Berkali-kali kalimat ini selalu disampaikannya tiada bosan. 

Aku paham betul bagaimana orang Jepang ketika berkehendak. Kami pun tengah menanti kedatangan mereka di Desa Serang Blitar. Tani San hampir 50 kali bolak-balik Jepang-Indonesia dalam masa dinas kerja. Pernah saya bertanya pada Tani San soal kenapa ia pindah kantor. Jawabannya unik. Tani San ingin selalu bisa berkaitan dengan orang Indonesia dalam kerjanya. 

Tani San khawatir dengan jabatan barunya di perusahaan penerbangan besar Jepang. Pria kurus tinggi itu pernah berkata bahwa semakin tinggi jabatan di Jepang, maka akan semakin larut pulang ke rumah karena akan semakin banyak beban perkerjaan yang diemban. Apalagi budaya kerja Jepang dimana atasan belum boleh pulang sebelum karyawannya pulang duluan.

Tani San menaruh cintanya pada budaya dan keunikan Indonesia. Ketika pekerjaannya mengharuskan ia tak lagi berpergian karena  jabatannya sudah naik, Tani San merasa bahwa frekuensinya ke Indonesia akan berkurang, maka Tani San pun memutuskan untuk meninggalkan pekerjaannya yang lama dan memilih untuk mengursi warga Indonesia untuk masuk di beberapa perushaan teknisi di Jepang.

"Kmrn km ke miura, dekat Yokosuka. krn sdh mekar kawazu sakura."

Enam foto dan satu video cantik bernuansa pink dan biru khas negeri sakura dikirimkan Tani San untuk berbagi kesenangan kepada kami di Indonesia.

"Titip salam buat Endik san. sy tunggu di Jepang ya," ujarnya berulang-ulang hingga keinginannya mengundang kami makan shabu spesial ketika di Jepang nanti. 

Dita Faisal
Dita Faisal Mengawali karir sebagai jurnalis sejak 2008 di TVRI Nasional. Setahun kemudian bergabung di tvOne sebagaireporter dan presenter berita hingga Feb 2021. Pernah meraih Fellowship hingga ke Jepang dan menjadi wartawan Istana Kepresidenan pada 2014-2015. Setelah 13 tahun menjadi jurnalis, pada pertengahan 2021 memutuskan pindah ke Blitar dan Wonosalam untuk lebih dekat dengan alam. Seperti cita-cita, ingin menikmati waktu dengan berbagi dan bertani. It's time for #BacktoNatureBacktoVillage

Posting Komentar untuk "Genki Desuka? Pria Jepang itu Selalu Menyapa dari Kejauhan "